- - - - -
Awalnya saya bingung, ini adalah hubungan yang tidak pernah saya bayangkan. Tapi saya menikmatinya. Hubungan seperti apa ini?
Namanya Ical. Saya dan dia sudah kenal dua tahun lebih. Saling bercanda, mengejek, dan menasehati, layaknya sahabat baru yang tak mengenal cinta, dan tak mengerti bahwa cinta dapat mendatangi kami kapan saja cinta itu mau. Ical dan pacarnya, Yuni, sudah berpacaran selama lima tahun.
Menjalani hari layaknya sahabat biasa, saya dan Ical akhirnya merasakan perasaan yang tidak biasa muncul diantara kami. Seperti ada kupu-kupu dan naga terbang dalam perut saya, begitu pula dengan Ical.
Ical : "Cin, ayo, Cin. Kita main pacar-pacaran"
Ucin : "Yah, cuma main?"
Ical : "Yaudah ayo pacaran beneran"
Saya dan Ical pun akhirnya jadian. Ya, sesimpel dan semudah itu. Tanpa banyak basa basi. Meskipun saya tau betul resiko apa yang bakal saya dapatkan nantinya.
Delapan bulan pertama yang kami jalani, berjalan dengan sangat lancar. Tapi lama kelamaan, seperti ada sesuatu yang sangat mengganjal. Sesuatu yang sangat mengganjal ini sebenarnya sudah lama muncul, tapi saya benar-benar baru menyadarinya, karena sifat dingin Ical yang sedikit demi sedikit mulai menusuk hati dan jantung saya. Saya dan Ical harus mengerti satu sama lain. Tapi saya paling susah buat mengerti Ical. Karena selama dia pergi sama pacarnya, saya nggak boleh menghubunginya. Rasanya sakit banget nungguin pacar yang lagi pacaran sama pacarnya. Rasanya tuh kayak... pisang yang mau dimakan, kulitnya dibuang, terus tiba-tiba kulitnya diambil lagi buat ngerjain orang. Jadi kapanpun Ical keluar bareng Yuni, saya cuma bisa nungguin dia pulang dan ngehubungin saya. Terkadang saya pengen punya pacar juga, supaya Ical tau apa yang saya rasain. Tapi apa daya
Yang paling sakit adalah ketika siang ditinggal tidur, malam ditinggal pacaran. Itu adalah hari dimana saya benar-benar murka. Disana saya bisa ngerasain kalau jadi pacar kedua itu adalah neraka cinta yang sesungguhnya.
Sampai pada hari dimana saya terlalu lelah untuk memperjuangkan cinta ini, saya menyerah. Saya pikir saya adalah monster terkejam yang sudah saatnya membiarkan orang lain bahagia. Saya merasakan sakit luar biasa, bagaikan luka yang dibiarkan menganga, tapi saya tidak ingin terus dihantui oleh perasaan bersalah. Hari itu, tekad saya sudah bulat, akhirnya saya melepas diri dari tempat yang seharusnya dihuni oleh Yuni, tulang rusuk Ical yang sesungguhnya.
Ketika kita berada diantara dua orang yang sedang menjalin cinta, kemudian memilih untuk membenarkan perasaan kita, tanpa memikirkan perasaan orang lain, ketika itu kita menjadi [S] diantara mereka.
Entah [S] itu Smile (senyuman), Sick (rasa sakit), atau [S]elingkuhan. Semua tergantung kita yang menjalani. Yang jelas bagi saya yang menjadi [S] diantara Ical dan Yuni, saya adalah [S]elingkuhan dan [S]ick yang berguna untuk menguji cinta mereka. Saya adalah tulang rusuk [S]usu yang salah menempatkan diri. Mana mungkin Ical punya dua tulang rusuk sekaligus?
#SayembaraTulangRusukSusu
@indrawidjaya @bukune
Akit aned yak cin jadi [S] gitu :')
BalasHapusAkit aned kak, tapi sudah resiko mau bagaimana lagi kan ya. :')
Hapus