Isu bakal terjadinya gempa dan tsunami di Padang ini benar-benar membuat saya tak berhenti memikirkannya. Perasaan cemas, takut, dan bingung tadi bercampur aduk menjadi satu, layaknya rujak yang siap untuk disantap oleh pikiran saya. Saya menyadari bahwa dosa saya lebih banyak dari pada pahala saya, makanya saya takut..... *jleb*
Awalnya saya nggak tau apa-apa tentang isu tersebut. Namun, ketika saya kuliah, yang namanya cewek, pasti rumpi. Pas lagi belajar, ada salah seorang teman saya yang ngomong,
"Kenapa harus Maret terus ya, Cin?"
"Loh, emang kenapa Maret, Sa?
"Ya kan isu gempa dan tsunami tahun lalu bulan Maret juga, Cin."
"Hah? Isu apa? Gempa? Tsunami? Kata siapa?"
"Masa nggak tau sih? Di Hotel Pangeran rapat 18 negara ngomongin prediksinya."
"Katanya sih tanggal 20 ke atas, Cin."
Saya hening.
Sampai mata kuliah berakhir, saya bergegas pulang. Di kos, saya kepoin tentang apa yang diomongin sama temen saya tadi. Setelah kepo, saya dapat beberapa info:
- Namanya, Mentawai Megathrust DiRex 2014.
- Hasil rapat, perkiraan akan terjadi gempa yang berpotensi tsunami di Mentawai.
Beberapa menit kemudian, saya dapat broadcast message, isinya gini:
Hasil rapat 18 negara siaga bencana:
- Jika terjadi gempa selama atau lebih dari satu menit, segera evakuasi diri ke tempat yang jauh dari bibir pantai.
- Jika gempa terjadi lebih baik jangan menggunakan kendaraan roda empat.
- Mengevakuasi diri ke tempat yang terdapat shelter.
- Prediksi tsunami di Padang akan terjadi 3 KM dari bibir pantai dan akan terjadi setelah 20-30 menit gempa terjadi.
- Jika sirine telah berbunyi segera mengevakuasi diri ke tempat paling aman
- Tanggal 21 Maret akan dilaksanakan simulasi gempa dan tsunami.
Saya nggak tau pasti broadcast di atas itu beneran apa hoax. Setidaknya, broadcast itu bisa meningkatkan kewaspadaan kita.
Hari ini, 21 Maret 2014, nggak tau tepatnya jam berapa, akan diadakan simulasi gempa dan tsunami. Saya juga nggak tau bagaimana caranya simulasi itu akan berjalan, dimana saja simulasi akan dilakukan, dan apa yang harus saya lakukan ketika simulasi. Yang jelas, saya bingung.
Saya yakin, pemerintah bukannya ingin mendahului Tuhan, tapi ini prediksi, wajib untuk diwaspadai, dan kita harus mengikuti instruksi. Demi kebaikan sendiri.
Kos saya yang jaraknya tidak begitu jauh dari pantai semakin membuat saya was-was. Pertanyaan-pertanyaan, "Kalau benar terjadi, aku harus lari kemana?", "Aman nggak ya kalau kesana?", "Aku harus gimana?", dan banyak pertanyaan lainnya berputar-putar di kepala. ONDE MANDE......
Saya cuma bisa berharap dan berdoa supaya tidak terjadi apa-apa di Padang (terlebih lagi Mentawai yang menjadi pusat gempa). Tapi jika prediksi dari rapat 18 negara itu benar, apa boleh buat. Takdir kita, kuasa Tuhan.
Terima kasih sudah menyempatkan diri buat membaca blog saya, mampir lagi yaaa. Jangan sungkan-sungkan. Arkha Khadabraa~ *cring*
*cring* *muncul lagi* jangan lupa bantu doa ya teman-teman. Arkha Khadabraa~ *cring*